Tas Dowa, Tas wanita Seribu Perjalanan
Tas dowa - Sebagai pioner, Delia tidak takut produknya ditiru orang lain. Untuk mengatasi persaingan, Dowa selalu menyajikan produk dengan kualitas tinggi. Bahkan, tas secondhand merek dengan harga ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah ini masih diburu. Delia juga tidak takut dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 nanti. “Selalu siap. Bahkan kita bisa bertahan hingga akhir jaman jika kita mampu berproduksi dan berkreasi. Kita memiliki sesuatu yang enggak bisa diperbandingkan dengan negara lain,” kata dia.
Terlihat berbagai model tas wanita seperti halnya Rumah warna yang terbuat dari bahan rajutan terpampang disetiap sudut outlet. harga yang tecantum pada label pun tecantum ratusan hingga jutaan rupiah untuk berbagai model tas. Selain Tas, di outlet Dowa yang terletak di jalan Godean ini juga terdapat berbagai aksesoris lain yang juga terbuat dari rajutan seperti gantungan kunci, dompet, dan bros. Terlihat beberapa pengunjung sedang memilih tas yang mereka inginkan. Baik dari pengunjung lokal maupun bebrapa turis mancanegara seperti malaysia dan beberapa turis Eropa.
for 1st time, lbh baik lihat2 dulu. kl mau beli bs next visit biar lbh puas belanjanya. ada dua ruangan, depan dan belakang. ada free snacknya jg loh. :D
lbh baik lihat2 dulu. kl mau beli bs next visit biar lbh puas belanjanya. ada dua ruangan, depan dan belakang. ada free snacknya jg loh. :D
Selain melihat tas tas yang sudah jadi dan siap untuk dibeli, kita juga bisa menengok pembuatan tas tersebut yang berada tepat disebelah outlet. Kita bisa menengok kedalam dan melihat para pekerja yang sedang sibuk membuat tas dan aksesoris lain. Mulai dari menjahit, merajut, dan memotong sehingga membentuk menjadi sebuah tas yang siap dipakai.
Saat itu, tas – tas dowa yang saya produksi tidak tersedia untuk dijual di Indonesia. Negara di Asia yang terdekat yang menjual produk – produk saya adalah di Singapura. Ketika itu, produksi tas wanita khusus untuk pasar ekspor telah mencapai 30.000 hingga 70.000 buah per bulan.
9. Dowa Pareo & Scarf, yaitu scarf dan pareo sutera dengan gambar atau hasil Iukisan seniman Yogyakarta. Scarf bisa digunakan sebagai jilbab, dikalungkan di leher bahkan dikenakan sebagai baju atasan. Sedangkan pareo bisa digunakan sehagai long shawl atau sarung.
Pemilik Dowa Bag Delia Murwihartini mengatakan, produknya sudah hadir selama tujuh tahun. Pasarnya pun tak hanya Indonesia tetapi juga luar negeri terutama Eropa melalui Italia. Namun, selama ini masih menggunakan merek dari customernya di Eropa.
Kisah kesuksesan Delia Murwihartini bertolak dari idealisme. Kendati berawal sebagai pemasok untuk merek lain, Dowa yang dinaungi langsung perusahaannya, leluasa menetapkan segmen pasar dan posisi produk. Modal Jangan takut memulai bisnis jika hanya punya modal kecil. Saat ini ada banyak jalan, termasuk bermitra dengan pihak lain. Ini bisa menjadi
Delia mengungkapkan, kemungkinan tahun depan Dowa dapat mematenkan produk di luar negeri sehingga dapat memasarkan dengan merek Dowa sendiri. Ia mengakui, untuk mengurus sebuah hak paten memerlukan waktu sehingga harus bersabar.
Dowa , begitulah nama merk tas branded wanita ini. merk ini memang agak asing terdengar dikalangan warga Indonesia. Tapi jangan salah, merk dowa ini sudah sampai ke mancanegara. Pemilik merk tas ini adalah seorang wanita Indonesia, Delia Murwihartini yang telah membuat bangga dan harum nama negara kita. Tas tas wanita dowa ini hampir semuanya terbuat dari rajutan. Dan menariknya adalah rajutan tangan manusia alias hand made bag. Memang dowa ini spesialis untuk tas rajut. Harga harga tas ini boleh dibilang tidak murah untuk pasar lokal. Dengan kualitas yang sudah diakui di dunia, harganya pantas untuk tas Dowa ini. Baca juga Produk rumah warna
Pada tahun 1989, Delia Murwihartini membuat tas rajut dengan modal awal hanyalah gunting, jarum, dan mesin jahit. Dalam setiap minggunya, saat itu ia dapat membuat antara 10 hingga 15 tas rajut kemudian dipasarkan secara langsung dari satu wisma ke wisma lainnya di sekitar kampung Prawirotaman, Yogyakarta. Dan semenjak ada turis Swedia yang memesan seratus buah tas untuk dibawa ke negaranya. Dari situlah ia mulai melebarkan usahanya ke mancanegara.
Terlihat berbagai model tas wanita seperti halnya Rumah warna yang terbuat dari bahan rajutan terpampang disetiap sudut outlet. harga yang tecantum pada label pun tecantum ratusan hingga jutaan rupiah untuk berbagai model tas. Selain Tas, di outlet Dowa yang terletak di jalan Godean ini juga terdapat berbagai aksesoris lain yang juga terbuat dari rajutan seperti gantungan kunci, dompet, dan bros. Terlihat beberapa pengunjung sedang memilih tas yang mereka inginkan. Baik dari pengunjung lokal maupun bebrapa turis mancanegara seperti malaysia dan beberapa turis Eropa.
for 1st time, lbh baik lihat2 dulu. kl mau beli bs next visit biar lbh puas belanjanya. ada dua ruangan, depan dan belakang. ada free snacknya jg loh. :D
lbh baik lihat2 dulu. kl mau beli bs next visit biar lbh puas belanjanya. ada dua ruangan, depan dan belakang. ada free snacknya jg loh. :D
Selain melihat tas tas yang sudah jadi dan siap untuk dibeli, kita juga bisa menengok pembuatan tas tersebut yang berada tepat disebelah outlet. Kita bisa menengok kedalam dan melihat para pekerja yang sedang sibuk membuat tas dan aksesoris lain. Mulai dari menjahit, merajut, dan memotong sehingga membentuk menjadi sebuah tas yang siap dipakai.
Saat itu, tas – tas dowa yang saya produksi tidak tersedia untuk dijual di Indonesia. Negara di Asia yang terdekat yang menjual produk – produk saya adalah di Singapura. Ketika itu, produksi tas wanita khusus untuk pasar ekspor telah mencapai 30.000 hingga 70.000 buah per bulan.
9. Dowa Pareo & Scarf, yaitu scarf dan pareo sutera dengan gambar atau hasil Iukisan seniman Yogyakarta. Scarf bisa digunakan sebagai jilbab, dikalungkan di leher bahkan dikenakan sebagai baju atasan. Sedangkan pareo bisa digunakan sehagai long shawl atau sarung.
Pemilik Dowa Bag Delia Murwihartini mengatakan, produknya sudah hadir selama tujuh tahun. Pasarnya pun tak hanya Indonesia tetapi juga luar negeri terutama Eropa melalui Italia. Namun, selama ini masih menggunakan merek dari customernya di Eropa.
Kisah kesuksesan Delia Murwihartini bertolak dari idealisme. Kendati berawal sebagai pemasok untuk merek lain, Dowa yang dinaungi langsung perusahaannya, leluasa menetapkan segmen pasar dan posisi produk. Modal Jangan takut memulai bisnis jika hanya punya modal kecil. Saat ini ada banyak jalan, termasuk bermitra dengan pihak lain. Ini bisa menjadi
Delia mengungkapkan, kemungkinan tahun depan Dowa dapat mematenkan produk di luar negeri sehingga dapat memasarkan dengan merek Dowa sendiri. Ia mengakui, untuk mengurus sebuah hak paten memerlukan waktu sehingga harus bersabar.
Dowa , begitulah nama merk tas branded wanita ini. merk ini memang agak asing terdengar dikalangan warga Indonesia. Tapi jangan salah, merk dowa ini sudah sampai ke mancanegara. Pemilik merk tas ini adalah seorang wanita Indonesia, Delia Murwihartini yang telah membuat bangga dan harum nama negara kita. Tas tas wanita dowa ini hampir semuanya terbuat dari rajutan. Dan menariknya adalah rajutan tangan manusia alias hand made bag. Memang dowa ini spesialis untuk tas rajut. Harga harga tas ini boleh dibilang tidak murah untuk pasar lokal. Dengan kualitas yang sudah diakui di dunia, harganya pantas untuk tas Dowa ini. Baca juga Produk rumah warna
Pada tahun 1989, Delia Murwihartini membuat tas rajut dengan modal awal hanyalah gunting, jarum, dan mesin jahit. Dalam setiap minggunya, saat itu ia dapat membuat antara 10 hingga 15 tas rajut kemudian dipasarkan secara langsung dari satu wisma ke wisma lainnya di sekitar kampung Prawirotaman, Yogyakarta. Dan semenjak ada turis Swedia yang memesan seratus buah tas untuk dibawa ke negaranya. Dari situlah ia mulai melebarkan usahanya ke mancanegara.